Kata ini bikin kita langsung pusing sakit kepala 😆 , siapapun gak ada yang mau mengalami hal itu. Tapi yang namanya roda kehidupan selalu berputar, ada kalanya kita bahagia, ada kalanya kita sedih kecewa marah. Berbagai problema hidup kita harus hadapi, berbagai rintangan, tantangan kita harus kuat menghadapinya.
Bersyukur dikasi ayat ini dari Line Keselamatanku (bagus banget, recommended bagi yang malas baca alkitab).
Matius 18:6 , "Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru pada Tuhan, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari baitNYA, teriakku minta tolong kepadaNYA sampai ke telingaNYa."
Ayat ini menguatkanku. Jujur aja selama ini selalu bolong-bolong SaTe nya. Rasanya sendirian gak ada yang menghibur. Karena aku mengandalkan kekuatan sendiri dan manusia. Aku bingung mencari penghiburan dari kesesakan yang aku alami.
Ibaratnya, seekor onta yang sedang kehausan mencari mata air di tengah padang gurun, ia hanya menemukan setitik dua titik air, yang tidak bisa memuaskan dahaganya.
Begitupun aku, penghiburan dari manusia tidak kekal (tidak selamanya 24 jam seorang sahabat, saudara, yang bisa mrnghibur kita, mereka ada kehidupan masing-masing), yang kekal hanya datang dari Tuhan Yesus saja. Hanya IA yang mampu selalu 24 jam memberikanku penghiburan sukacita.
Kesesakan yang aku alami, belum usai. Masih terus berlanjut karna inilah salib yang harus ku pikul, proses bertumbuh didalamNYA untuk semakin kuat. Inilah jalan yang kupilih, mengikutiNYA, meneladaniNYA maka aku harus sanggup kuat bertahan didalam kesesakan ini. Ketika aku tidak sanggup lagi, aku akan terus memanggil namaNYA, berseru, memohon pertolonganNYA, dan IA selalu mendengarkan, selalu ada untukku.
Seringkali aku putus asa, mengira IA tidak mendengarkanku, aku salah. Karena sifat kedaginganku yang ingin instan, maunya cepat, selesai berdoa langsung ada mukjizat. Tapi bukan begitu cara Tuhan. IA mau kita berproses lebih dalam, selalu sabar, menunggu dengan setia, bertekun dalam iman dan pengharapan, IA mau mengajari kita, melatih kita supaya tidak manja dan cengeng. Supaya kita kuat. Ini aku sadari setelah berbagai hal yang membuatku kecewa marah akan hidupku. Aku sadar, Tuhan tidak mau memanjakan kita sama seperti kita tidak mau memanjakan anak-anak kita.
Tuhan mau kita bisa mandiri, kuat, sabar, bagai besi yang ditempa panasnya api , bagai tanah liat yang dibentuk diproses sehingga menjadi bejana yang indah. Itulah kasih Tuhan Yesus ku , sama seperti kasih seorang ayah untuk anak-anaknya.
Thank you Jesus, buatku berproses semakin dalam lagi, semakin kuat lagi. Halleluya, amin.